waktubaca

  • HOME
  • About Us
  • Contact Us
  • National
  • Politics
  • Business
  • e-Paper
  • Sains
  • Sport
  • World
  • Opinion
  • Music
  • Video
  • Download
  • Site Map
  • More
skip to main | skip to sidebar

Warga Tionghoa Singkawang gelar "cheng beng"

Written By cripto on Sunday, April 8, 2012 | 2:00 AM

Ratusan warga Tionghoa Kota Singkawang menggelar sembahyang "Cheng Beng" atau berziarah ke makam orang tua, keluarga maupun leluhur mereka yang telah wafat untuk mengingat segala jasa-jasa almarhum-almarhumah yang telah wafat.
SRC:www.antaranews.com

Sejumlah warga Cina melakukan ritual Cheng Beng atau sembahyang kubur di pemakaman warga Cina Kedai Durian Medan Johor, Kota Medan, Sumut, Minggu (27/3). Ritual Cheng Beng merupakan tradisi masyarakat Cina untuk bersembahyang kubur atau berjiarah di makam keluarga yang dilaksanakan setiap tahunnya sesuai penanggalan kalender Imlek sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. (ANTARA/Septianda Perdana)

... prosesi sembahyang Cheng Beng dimulai dengan menyalakan sepasang lilin dan dupa, kemudian dilanjutkan dengan berlutut dan berdoa.





Pontianak (ANTARA News) - Ratusan warga Tionghoa Kota Singkawang menggelar sembahyang "Cheng Beng" atau berziarah ke makam orang tua, keluarga maupun leluhur mereka yang telah wafat untuk mengingat segala jasa-jasa almarhum-almarhumah yang telah wafat.

Liu Jun Liong (46) salah seorang peziarah di komplek pemakaman Tionghoa Pokok Manggis, di Singkawang, Rabu, mengatakan ia dan keluarganya setiap tahun melakukan ziarah ke makam leluhurnya.

"Walaupun di dunia sudah lama tiada, namun orangtua dan leluhur masih hidup di alam sana. Mereka tetap melihat kami yang masih hidup di dunia sehingga sebagai anak wajib memberikan rasa hormat dan bakti kepada orang tua," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Majelis Tao Indonesia (MTI) Kota Singkawang Tjhai Ket Khiong menyatakan, sembahyang "Cheng Beng" merupakan sembahyang wajib bagi seluruh masyarakat Tionghoa untuk mengenang kembali kebajikan dan memberikan penghormatan, baik kepada orangtua maupun para leluhur.

Ia menjelaskan, prosesi sembahyang Cheng Beng dimulai dengan menyalakan sepasang lilin dan dupa, kemudian dilanjutkan dengan berlutut dan berdoa.

Pembacaan doa ditujukan kepada Dewa Bumi (Thu Thi Pak Kung) yang menyatakan bahwa, pihak keluarga sudah datang ke makam leluhur untuk bersembahyang. Setelah itu, barulah bersembahyang di makam leluhur atau orang tua dan memanjatkan doa.

Peziarah yang datang bersembahyang terlebih dahulu sudah membawa aneka perbekalan, diantaranya aneka jenis kue, buah-buahan dan makanan vegetarian, serta tidak ketinggalan membawa kertas sembahyang berwarna emas dan perak untuk menerangi roh leluhur.

"Umumnya doa yang dipanjatkan berupa berkah kesehatan, keselamatan dan keluarga aman sentosa, ada juga yang memanjatkan doa agar dipermudah rejeki dan dilancarkan usahanya, serta mendoakan arwah leluhur agar tenang dan bahagia di alam akhirat dan segera terlahir kembali di alam yang menyenangkan," ujarnya.

Kemudian, setelah melakukan sembahyang para peziarah melakukan sedekah terutama kepada orang yang telah membantu membersihkan makam atau membantu menerangkan jalannya prosesi sembahyang.

Menurut Tjhai Ket Khiong, sembahyang Cheng Beng dari sudut pandang ajaran Tao lebih mengarah pada pernyataan bakti terhadap orang tua.

Dalam budaya warga Tionghoa, ada dua kali sembahyang yang ditujukan bagi keluarga yang telah meninggal, yakni sembahyang bulan tiga yang dikenal Cheng Beng, dan sembahyang di bulan tujuh penanggalan Imlek, yang dikenal Cioko atau Chau Tu atau sembahyang yang ditujukan pada arwah terlantar.
(A057)

Posted by cripto at 2:00 AM
Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook

No comments:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Popular Posts Today

  • Batik "mbeling" gunakan pewarna dari rumput laut
    Perajin batik dari Pekalongan, Harris Riadi memilih mewarnai batik "mbeling" buatannya dengan pewarna alami dari rumput laut.
  • Kontras desak kepolisian usut kekerasan oknum Zeni Kostrad
    Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mendesak kepolisian untuk melakukan pemeriksaan terhadap pengeroyokan yang d...
  • Rio Haryanto tempati peringkat ke-9 di Bahrain
    Pebalap nasional asal Kota Surakarta (Solo), Jawa Tengah, Rio Haryanto, menempati peringkat kesembilan pada race pertama lomba balap mobil G...
  • Hasil dan klasemen ISL 2011-2012
    Berikut ini hasil dan klasemen Indonesia Super League (ISL) 2011-2012, Sabtu: Deltras vs Persisam 1-3 Jumat:Persipura vs PSPS 2-1Persida...
  • BNP2TKI: Timor Leste butuh banyak TKI
    Deputi Kerja Sama Luar Negeri & Promosi Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Endang Sulistiyaningsi men...
  • Pemimpin EU hindari Ukraina terkait kasus Tymoshenko
    Ukraina menghadapi isolasi yang semakin bertambah Senin ketika lima presiden dan seorang ketua EU menyatakan berencana absen pada pertemuan ...
  • Gas perut dinosaurus mungkin ikut menghangatkan bumi
    Para peneliti memperhitungkan kemungkinan pelepasan gas metana dari dalam perut dinosaurus ke atmosfer ikut menghangatkan planet bumi pada e...
  • Pemerintah Guinea Khatulistiwa mundur
    Pemerintah perdana menteri Ignacio Milam Tang dari Guinea Khatulistiwa mengunduran diri sesuai dengan reformasi konstitusi yang disahkan Nov...
  • Warga Tionghoa Singkawang gelar "cheng beng"
    Ratusan warga Tionghoa Kota Singkawang menggelar sembahyang "Cheng Beng" atau berziarah ke makam orang tua, keluarga maupun leluhu...
  • Museum tertua di Indonesia akan direnovasi
    Museum tertua di Indonesia, Radya Pustaka, di Solo akan direnovasi pada tahun ini dengan biaya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan se...
 
Copyright © 2011. waktubaca . All Rights Reserved
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Design by Herdiansyah. Published by Borneo Templates