waktubaca

  • HOME
  • About Us
  • Contact Us
  • National
  • Politics
  • Business
  • e-Paper
  • Sains
  • Sport
  • World
  • Opinion
  • Music
  • Video
  • Download
  • Site Map
  • More
skip to main | skip to sidebar

"Demokrasi" dalam pentas teater monolog

Written By cripto on Sunday, April 29, 2012 | 1:00 AM

Makna demokrasi ditampilkan dalam pementasan teater monolog bertajuk "Demokrasi" di Gedung Dwijaloka, Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu malam.
SRC:www.antaranews.com





Cilacap (ANTARA News) - Makna demokrasi ditampilkan dalam pementasan teater monolog bertajuk "Demokrasi" di Gedung Dwijaloka, Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu malam.

Pentas teater monolog yang menampilkan karya Putu Wijaya ini dimainkan seniman asli Cilacap yang lama mengembara di Yogyakarta, Nasruddin Mudaff, dengan sutradara Haryono Yunani yang juga asli Cilacap.

Dalam pementasan tersebut, digambarkan kisah seorang Pak RT yang gigih memperjuangkan hak-hak rakyatnya.

Dia mencoba berbagai cara agar pembangunan tidak jadi dilaksanakan karena dinilai telah menyerobot hak-hak rakyat.

Perjuangan itu dilakukan bersama warganya, hingga pada suatu hari terjadi keributan dan banyak warga yang menjadi korban.

Oleh karena terpanggil untuk memperjuangkan hak-hak warganya tanpa harus menimbulkan korban, Pak RT pun mendatangi direktur perusahaan yang hendak membangun jalan di lingkungannya.

Awalnya, Pak RT tetap gigih dengan pendiriannya untuk memperjuangkan hak-hak warganya dan meminta agar pembangunan jalan dibatalkan.

Akan tetapi "demokrasi" yang selama ini dijunjung tinggi oleh Pak RT akhirnya dapat "terbeli" setelah direktur itu memberinya uang senilai Rp250 juta dengan alasan sebagai tanda persahabatan.

Setelah menerima uang itu, Pak RT pun mengundang warganya dalam sebuah rapat guna menyampaikan jika demokrasi itu harus mengutamakan kepentingan orang banyak sehingga dia mendukung pembangunan jalan.

Warga yang hadir dalam rapat menyatakan kekecewaan mereka terhadap Pak RT sembari mengatakan jika demokrasi tidak mementingkan hak-hak rakyat kecil.

Pementasan teater berdurasi satu jam ini cukup memberikan kekaguman ratusan penonton karena aksi-aksi kocak Nasruddin Mudaff saat memerankan sosok Pak RT, lurah, dan direktur, termasuk berbagai efek cahaya dan visual yang ditampilkan sebagai ilustrasi cerita.

Hanya saja, pria yang akrab dipanggil Udin ini terkesan kurang bisa membedakan intonasi suara maupun olah tubuh saat memerankan tokoh-tokoh dalam naskah monolog tersebut.

Bahkan dalam pementasan yang menggunakan bahasa Indonesia dialek Cilacap, Udin sesekali "keceplosan" dengan dialek Yogyakarta.

Selain itu, ilustrasi musik selama pementasan sering kali terganggu oleh suara gesekan dari mikrofon tempel yang digunakan Udin.

Terkait hal itu, sutradara Daryono Yunani mengakui, Udin mengalami gangguan suara sehingga tidak bisa tampil secara maksimal.

"Suara Udin sedang serak sehingga `drop`, namun penampilannya tadi tetap luar biasa," katanya.

Dia mengaku sengaja menyisipkan beberapa dialog antara sosok Pak RT dengan para pemain musik agar suasana lebih hidup dan tidak membosankan.

Disinggung alasan pemilihan naskah "Demokrasi" karya Putu Wijaya, dia mengatakan, hal itu bukan faktor kesengajaan untuk dipentaskan di Cilacap yang hendak menggelar pemilihan kepala daerah, melainkan sesuai pilihan Udin.

"Saya tidak banyak baca karya Putu Wijaya. Saya persilakan Udin untuk memilih naskah mana yang dia rasa enak untuk dimainkan, hingga akhirnya dia memilih Demokrasi," katanya.

Menurut dia, naskah "Demokrasi" ini juga telah dibicarakan dengan berbagai pihak karena dikhawatirkan akan bersinggungan dengan momentum pilkada.

Bahkan, kata dia, naskah "Demokrasi" karya Putu Wijaya sepanjang tujuh halaman ini ditulis ulang menjadi 25 halaman.

Sementara itu, pimpinan produksi pementasan teater monolog, Insan Indah Pribadi mengakui adanya gangguan dalam ilustrasi musik akibat adanya gesekan pada mikrofon tempel sehingga mengganggu pendengaran penonton.

Kendati demikian, dia mengatakan, pementasan teater monolog ini diharapkan bisa membangkitkan pentas-pentas teater lainnya di Cilacap yang mengalami kevakuman sekitar 10 tahun. (SMT/M008)

Posted by cripto at 1:00 AM
Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook

No comments:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Popular Posts Today

  • Batik "mbeling" gunakan pewarna dari rumput laut
    Perajin batik dari Pekalongan, Harris Riadi memilih mewarnai batik "mbeling" buatannya dengan pewarna alami dari rumput laut.
  • Kontras desak kepolisian usut kekerasan oknum Zeni Kostrad
    Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mendesak kepolisian untuk melakukan pemeriksaan terhadap pengeroyokan yang d...
  • Rio Haryanto tempati peringkat ke-9 di Bahrain
    Pebalap nasional asal Kota Surakarta (Solo), Jawa Tengah, Rio Haryanto, menempati peringkat kesembilan pada race pertama lomba balap mobil G...
  • Hasil dan klasemen ISL 2011-2012
    Berikut ini hasil dan klasemen Indonesia Super League (ISL) 2011-2012, Sabtu: Deltras vs Persisam 1-3 Jumat:Persipura vs PSPS 2-1Persida...
  • BNP2TKI: Timor Leste butuh banyak TKI
    Deputi Kerja Sama Luar Negeri & Promosi Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Endang Sulistiyaningsi men...
  • Pemimpin EU hindari Ukraina terkait kasus Tymoshenko
    Ukraina menghadapi isolasi yang semakin bertambah Senin ketika lima presiden dan seorang ketua EU menyatakan berencana absen pada pertemuan ...
  • Gas perut dinosaurus mungkin ikut menghangatkan bumi
    Para peneliti memperhitungkan kemungkinan pelepasan gas metana dari dalam perut dinosaurus ke atmosfer ikut menghangatkan planet bumi pada e...
  • Pemerintah Guinea Khatulistiwa mundur
    Pemerintah perdana menteri Ignacio Milam Tang dari Guinea Khatulistiwa mengunduran diri sesuai dengan reformasi konstitusi yang disahkan Nov...
  • Warga Tionghoa Singkawang gelar "cheng beng"
    Ratusan warga Tionghoa Kota Singkawang menggelar sembahyang "Cheng Beng" atau berziarah ke makam orang tua, keluarga maupun leluhu...
  • Museum tertua di Indonesia akan direnovasi
    Museum tertua di Indonesia, Radya Pustaka, di Solo akan direnovasi pada tahun ini dengan biaya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan se...
 
Copyright © 2011. waktubaca . All Rights Reserved
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Design by Herdiansyah. Published by Borneo Templates